Syekh Sa’id Fodah dalam Seminar Internasional Ilmu kalam Bersama IKAT Aceh mangajak seluruh muslim agar tidak saling mengkafirkan. Seminar ini diikuti oleh 120 peserta. Seminar ini dilaksanakan di Lembaga Administrasi Negara (LAN), pada Minggu (2/6/24) dan dihadiri oleh 120 peserta.
Ketua Ikat Aceh, Tgk. Khalid Muddatstsir, Lc. M.A dalam sambutannya mengucapkan rasa syukur dan bangga karena bisa melaksanakan Seminar Internasional dengan tema “Kaidah Prinsipil Dalam Akidah Asy’ariyah”.
“Dalam seminar ini juga mengupas relevansi akidah Ahlussunnah dalam menjawab tantangan kontemporer. Ini penting dibahas, mengingat ada yang mengaku Ahlussunnah, namun tidak paham kaidah prinsipil dalam akidah ini. Masa Iya, mengaku Ahlussunnah namun gemar mengkafirkan sesama muslim?” Ujar Tgk. Khalid menyinggung tema yang akan menjadi pembahasan.
Seminar dimulai pukul 09:30 dipandu oleh Ustaz Dr. Amri Fatmi, M.A. sebagai penerjemah. Syekh Said membuka seminarnya dengan perjalanan keilmuwan Imam Abu Hasan al-Asy’ari yang pada awalnya berguru kepada ayah tiri beliau yang merupakan seorang Muktazilah. Namun, akhirnya beliau justru yang menyerang pemikiran Muktazilah dan menjadi seorang imam besar Asy’ariah. Melihat ada hal yang bertentangan dengan al-Quran dan sunnah.
“Kita membela Ahlussunnah bukan dengan senjata, bukan juga dengan materi, tapi dengan pemahaman dan pemikiran. Maka sudah sepatutnya kita menyebarkan pemikiran yang benar dan menolak pemikiran yang salah, guna membela Ahlussunnah”. Ujar beliau.
Syeikh Sa’id Fodah juga menyayangkan sikap mudah saling mengkafiri satu sama lain padahal masih dalam satu arah kiblat yang sama. Beliau juga menjelaskan panjang lebar maksud “Firqah An-Najiah” terhadap sebuah hadis Nabi Saw yang selama ini dipahami secara sempit oleh Masyarakat.
“Apakah orang yang satu arah kiblat itu mungkin saja termasuk orang-orang yang nanti akan diazab oleh Allah? Mungkin saja. Seperti halnya orang yang bermaksiat, dia akan diazab meskipun bagian dari “Firqah An-Najiyah”. Maksud dari “Firqah An-Najiah” adalah siapapun yang “Faza bi Fahmin shahih” yaitu mereka yang berhasil memahami ajaran agama ini dengan baik. Tapi tidak menutup kemungkinan mereka masuk ke dalam neraka dulu sebab maksiat atau kesalahan yang mereka kerjakan selama di dunia sebagai bentuk pertanggung jawaban dan dibersihkan dari dosa, baru kemudian diselamatkan dan dimasukkan ke dalam surga. Itulah makna Firqah An-Najiyah yang kita pahami dari pada hadis Nabi Saw.”. Jelas beliau di akhir seminar.
“Banyak pelajaran dan manfaat yang bisa saya ambil dari menghadiri seminar ilmu kalam yang diadakan oleh IKAT Aceh. Antusias peserta juga sangat tinggi, melihat ruangan seminar yang penuh. Ini merupakan pertanda baik karena masyarakat umum telah menaruh minat dan keinginan untuk lebih mengenal lebih dalam tentang Ilmu Kalam ini. Guna memperkuat akidah kita dan juga menolak ajaran-ajaran yang salah,” Ucap Asyraf, sebagai salah satu peserta muda saat diwawancara.
Redaktur: Fathurrahman
Editor: Diffa Cahyani Siraj