FacebookInstagramYoutube

Syekh Abdul Qadir dan Cahaya Al Quran di Seminar Internasional Tajwid Al Quran

Aceh kembali menjadi saksi kehadiran ulama besar dalam dunia keilmuan Islam. Kali ini, Syekh Abdul Qadir hadir dalam sebuah seminar yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh berkolaborasi dengan Dayah Ruhul Qurani Islamic Boarding School serta Halaqah Syekh Abdul Qadir. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang berbagi ilmu, tetapi juga menegaskan kembali hubungan erat antara Aceh dan tradisi keislaman yang kuat.

Ketua IKAT Aceh, Ustaz Khalid Muddatstsir, Lc., M.Ag. menyampaikan buncahan rasa bahagianya atas kedatangan Syekh Abdul Qadir ke Serambi Mekkah. Dalam sambutannya, ia berharap Indonesia, khususnya Aceh, bisa menjadi rumah kedua bagi sang ulama. Acara yang di selenggarakan pada Kamis, 6 Maret 2025 tepatnya di Puslitbang Khan LAN, Banda Aceh ini juga menjadi momen spesial bagi para penulis IKAT Aceh yang meluncurkan karya terbaru mereka, menandai semakin berkembangnya tradisi literasi keislaman di Tanah Rencong.

Peluncuran Buku Pengurus IKAT Aceh

Salah satu agenda penting dalam seminar ini adalah peluncuran buku karya para cendekiawan muda Aceh. Ustaz Yasin Jumadi, Lc. sebagai penulis buku “12 Sebab Tidak Bisa Membaca Al Quran”  membagikan kisah dibalik karyanya.

“Apa yang saya tulis di buku ini merupakan pengamatan saya saat terjun ke daerah-daerah mengajarkan Al Quran saat bersama Tim Tahsin IKAT Aceh” Ungkap Kepala Madrasah Aliyah Ruhul Qurani tersebut.

Sementara itu, Ustazah Diffa Cahyani Siraj, Lc. dan Naurah Adelia, Lc. penulis buku “At-Tajwid: Fannu Tahsini tilawatil Quran”, memberikan gambaran isi karyanya yang menjadi panduan bagi siapa saja yang ingin memperdalam ilmu tajwid. Peluncuran buku ini menjadi bukti bahwa kajian Al Qur’an di Aceh terus berkembang, tidak hanya melalui halaqah dan majelis ilmu, tetapi juga dalam bentuk tulisan yang bisa diwariskan lintas generasi.

Syekh Abdul Qadir dan Perjalanan Keilmuan

Sebelum masuk ke inti seminar, Ustaz Zaky Mubarrak, Lc., M.A. sebagai pemandu, terlebih dahulu memperkenalkan sosok Syekh Abdul Qadir. Beliau menceritakan perjalanan keilmuan Syekh yang tumbuh di lingkungan bermazhab Hanafi, namun memilih mazhab Syafi’i dalam fiqihnya.

“Saat Syekh memperdalam ilmu Qiraat, Syekh menemukan ternyata Imam Syafi’ie membaca kata “Al Quran” dengan qiraat “Quran”, dari situlah beliau tertarik memperdalam mazhab Imam Syafi’ie” Jelas Ust. Zaky Mubarrak Lc., M.A.

Ust. Zaky juga menjelaskan, silsilah keilmuwan Syekh Abdul Qadir yang sempat secara langsung berguru pada syekh Ali Jumu’ah yaitu, ulama Al Azhar yang pernah menjabat sebgai Mufti Mesir, hingga beliau diperintahkan untuk mengajar Fikih Syafi’ie di Masjid Al Azhar.

Salah satu metode unik Syekh Abdul Qadir dalam mengajar adalah tidak memberikan izin kepada muridnya untuk beralih ke kitab lain sebelum menyelesaikan kitab yang sedang dipelajari. Syekh juga menekankan kepada seluruh muridnya, agar siapapun yang telah menyelesaikan tahsin Al Qurannya, tidak pernah luput dari mengajarkannya kepada orang lain. Prinsip ini ia pegang teguh untuk memastikan pemahaman yang mendalam sebelum beranjak ke tingkat berikutnya serta membangun kebiasaan agar para muridnya tidak pernah terlepas dari lingkungan keilmuwan

Selama delapan tahun menekuni ilmu Al Quran, Syekh Abdul Qadir belajar kepada para ulama besar, termasuk Syekh Ba’bulah dalam Al Quran dan Syekh Nabib dalam ilmu qira’at. Dari perjalanan panjang ini, lahirlah kitab “Tajwidul Huruf”, yang menjadi buah pengalaman dan penelitian beliau selama bertahun-tahun.

Metode pengajaran Syekh Abdul Qadir juga sangat khas, yakni pendekatan Tathbiqi wa Nadhari—menggabungkan teori dan praktik secara seimbang. Hal ini bertujuan agar pemahaman ilmu Al Quran tidak hanya sebatas wacana, tetapi benar-benar diterapkan dalam bacaan yang benar dan tartil.

Keistimewaan Al Quran

Dalam seminar inti, Syekh Abdul Qadir mengawali dengan pujian terhadap Aceh, baik dari sisi sejarah maupun masyarakatnya yang terus menjaga nilai-nilai keislaman. Beliau juga berterima kasih atas sambutan yang begitu hangat Masyarakat Aceh atas kehadiran dirinya.

Syekh kemudian menyampaikan beberapa poin penting mengenai keistimewaan Al Quran, salah satunya sebagai kitab suci yang langsung dijaga oleh Allah. Salah satu buktinya adalah kemudahan dalam menghafalnya. Bahkan, meskipun banyak pihak mencoba untuk mengubah atau menghapus Al Quran, upaya mereka selalu gagal karena Al Quran telah dijaga oleh Allah sendiri.

Beliau juga menegaskan bahwa Al Quran adalah mu’jizat terbesar Nabi Muhammad. Berbeda dengan mu’jizat nabi-nabi sebelumnya yang bersifat materi dan hanya bisa disaksikan langsung oleh orang-orang sezaman, mu’jizat Al Quran bersifat maknawi dan tetap relevan hingga akhir zaman. Keistimewaan lainnya, Al Quran adalah kitab yang selalu sesuai dengan zaman, mampu menjawab tantangan setiap generasi, serta memiliki nilai ibadah dalam setiap huruf yang dibaca.

Menjaga Kemurnian Bacaan Al Quran

Di akhir sesi, Syekh Abdul Qadir membimbing tahsin bacaan surat Al-Fatihah. Beliau menekankan pentingnya membaca Al Quran dengan baik dan benar, karena Al Quran bukan sekadar bacaan biasa, tetapi juga ibadah yang memiliki pahala besar.

Seminar ini bukan hanya menjadi ajang berbagi ilmu, tetapi juga momentum memperkuat kecintaan terhadap Al Quran. Dengan metode dan pendekatan yang beliau ajarkan, diharapkan semakin banyak masyarakat Aceh yang bisa membaca, memahami, dan mengamalkan Al Quran dengan baik.

Beliau juga menekankan, agar Al Quran tidak diajarkan dengan cara menghardik orang-orang yang belum bisa membaca Al Quran dengan baik dan benar. Namun, Al Quran juga harus diajarkan dengan akhlak dan tingkah yang baik, agar mereka yang awalnya merasa kesulitan merasakan cinta terhadap Al Quran dengan akhlak-akhlak para pengajarnya.

Sebagai Serambi Mekkah, Aceh memiliki sejarah panjang dalam menjaga dan menyebarkan ilmu Al Quran. Kehadiran Syekh Abdul Qadir semakin mempertegas bahwa tradisi ini masih hidup dan terus berkembang. Ilmu yang beliau sampaikan bukan hanya memperkaya wawasan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk terus belajar dan mengajarkan Al Quran dengan penuh ketulusan.

Baca juga: Sambut Ramadah, IKAt Aceh Khatamkan beberapa Kitab dan Gelar Kajian Ramadhan

Redaktur: Haris Akbar

Editor: Annas Muttaqin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img
TERBARU

INFO TIMTENG

BERITA POPULAR