FacebookInstagramYoutube

Lagi! Hadirkan 2 Ulama Syam, IKAT Aceh Gelar Seminar Internasional

Ikataceh.org (18/12/24) – Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh menggelar Seminar Internasional Rihlah Ulama Syam bertema Harmonisasi Akidah dan Tasawuf dalam Menyikapi Gaya Hidup Materialisme dan Hedonisme Modern pada Rabu (18/12) di Aula Pusdiklat LAN RI. Acara ini menghadirkan ulama ternama, Syekh Anas Syarfawi dan Syekh Mar’iy Hasan, dengan peserta dari berbagai kalangan.

Seminar Internasional dengan menghadirkan Ulama-ulama dari berbagai mancanegara ini, merupakan Seminar kesekian kalinya yang diadakan oleh IKAT Aceh. Ketua IKAT Aceh, Tgk. Khalid Muddatstsir, Lc., M.Ag membuka seminar dengan menekankan pentingnya memperkuat akidah dan tasawuf dalam menghadapi tantangan era modern.

“Sepanjang sejarah kita telah menyaksikan pertikaian berterusan antara mutakallimin dengan sufisme. Perbedaan pijakan pengetahuan boleh jadi adalah salah satu penyebabnya. Namun di sisi lain, umat modern dihadapkan pada ideologi materialisme yang terus menjangkiti berbagai kalangan, terutama anak muda. Maka, kita ingin syekh yang memang mendalami diskursus kalam dan tasawuf memberikan pendekatan titik damai (ishlah) bagi kedua pilar fundamental Islam ini. Karena keduanya bisa menjadi obat bagi aliran-aliran modern yang berdampak negatif bagi umat.” Ujar Tgk. Khalid

IKAT Aceh juga akan terus menjalin silaturrahim dengan Masyaikh dari berbagai negara untuk menabur pemahaman-pemahaman Islam yang berkualitas dan bersanad.

Dalam sesi utama, Syekh Anas menguraikan pentingnya memahami dimensi ruhaniah dalam akidah dan tasawuf. “Pemahaman terhadap akidah dan tasawuf sangatlah luas. Jangan pernah kita terburu-buru menyalahkan seorang ulama hanya karena pendapatnya berbeda dengan kita. Ada ilmu yang tidak dapat dijelaskan melalui nalar biasa, yaitu ilmu mukasyafah, yang hanya dapat dipahami melalui dzauq atau rasa batin” ujar Syekh Anas.

Beliau melanjutkan dengan analogi yang mendalam: “Bayangkan Anda menulis berjilid-jilid buku untuk menjelaskan rasa madu kepada seseorang. Namun, ia tidak akan sepenuhnya memahami sampai ia mencicipinya sendiri. Begitu pula dalam pemahaman agama. Ada pengalaman ruhaniah yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata tetapi hanya bisa dirasakan.”

Sementara itu, Syekh Mar’iy Hasan mengkritisi paham Materialisme yang saat ini menjamur dalam masyarakat. “Pegiat materialisme secara singkat mereka hanya menerima sesuatu yang dapat dicerna oleh akal mereka dan menolak selain dari itu. Termasuk mukjizat-mukjizat yang diriwayatkan dan berlaku pada Nabi Saw. Islam bukan hanya tentang harus mampu dikonsumsi oleh akal, tapi intinya ada pada makna
penghambaan kepada Allah” jelasnya.

Momen puncak acara ini adalah pembacaan dan pemberian ijazah sanad Hizb Imam Nawawi oleh kedua syekh kepada seluruh peserta. Hal ini menjadi simbol keberkahan dan kesinambungan tradisi keilmuan Islam. Acara ini dipandu dan diterjemahkan langsung oleh Dai Internasional, Ust. Dr. Amri Fatmi, Lc.M.A. Beliau juga menambahkan bahwa Seminar Internasional ini sangat baik untuk meningkatkan pemahaman kita tentang Akidah dan Tasauwuf.

Dengan keberhasilan seminar ini, IKAT Aceh kembali membuktikan komitmennya dalam menjaga tradisi Islam yang relevan di tengah tantangan gaya hidup modern.

Redaktur: Haris Akbar

Editor: Annas Muttaqin S

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img
TERBARU

INFO TIMTENG

BERITA POPULAR